Thursday, April 28, 2011 0 comments

Merapi: After 'The Bad Mood'

Jadi ceritanya gue berhasil liat Gunung Merapi juga akhirnya, setelah hampir 4 taon tinggal di Jogja, hahaha..
Yah, biarpun setelah 'amukan'nya reda, jadi hutan di kaki gunungnya udah hancur lebur.
Berikut ini adalah foto-fotonya, di ambil tanggal 16 April 2011 dengan Canon milik Mbak Wiwik dengan model Mbak Kieky, Mbak Indah, Mbak Wiwik, dan gue sendiri tentunya   ^____^

penampakan Merapi pasca-erupsi 2010

di reruntuhan
latar belakang kota Jogja
iba pada pohon sebatang kara

Monday, April 25, 2011 0 comments

Keranjingan Looklet

Do you know 'Looklet'? Itu lho, 'mainan' semacam facebook tapi tentang fashion. Jadi ceritanya lo bisa bikin kreasi busana sendiri buat dipake sama model-model ceking, terus ntar dipoto, terus dipublish. Tinggal nunggu aja, ada ga yang suka sama style gaya lo itu. Mirip kayak mainan 'Jojo's Fashion', bedanya ini rancangan desainer-desainer ternama terus lo sendiri yang nentuin 'style'nya

Pertama kali gue tau ada mainan macem begini, gue pikir "Apaan sih, penting amat nih situs?!". Nah, masalahnya mulutmu adalah buayamu.. Jadi akhirnya begitu udah nangkring depan laptop (klo koneksinya lancar), tahan banget gue mikir lama-lama cuma buat menghasilkan 1 style. Serius ini, ga bohong.

Udahan ah, gue mau Looklet-ing lagi yeeee.. :D






Nih dia, dua contoh hasil kreasi gue yang di 'like' banyak orang, hehe..
Thursday, April 21, 2011 0 comments

Hocus Pocus (Part 5)


Troy berjalan mondar-mandir di kamar tidurnya. Masih melekat diingatannya Gadis pernah tidur di ranjangnya, mandi di kamar madinya, bercermin di cermin pada nakasnya. Godness!! Ia tidak tahan mengingat itu semua lalu beranjak keluar kamar menuju ruang tengah. Tapi hal ini juga tidak membantu, malah memperburuk suasanan hatinya. Troy ingat Gadis pernah marah besar padanya karena ia menonton video honeymoon mereka, ia meringis mengingat how histerical she was that day. Lalu kakinya seperti membawanya menelusuri seluruh ruangan di penthousenya yang makin membuatnya teringat pada Gadis. Dapur tempat Gadis pernah memasak fettucini kesukaannya, whirlpool tempat Gadis suka berendam. God, why she’s still in every room in my penthouse?

Tak tahan dengan itu semua, Troy menyambar kunci Blue Jag-nya dan melarikan diri ke luar penthouse-nya dengan tergesa-gesa.

Tak lama, Troy sampai di sebuah rumah makan di rest area yang sangat dihapalnya. Waktu itu terjadi insiden Gadis mengotori kemeja putihnya dengan tangannya yang belepotan bumbu masakan padang. Ia tersenyum mengingatnya. Jauh-jauh melarikan diri dari penthouse tapi datangnya ke tempat yang juga penuh dengan kenangannya bersama Gadis. Apa aku sudah benar-benar jatuh cinta? tanyanya pada diri sendiri.

Troy menggelengkan kepalanya berusaha mengusir bayangan Gadis dari pikirannya. Ooh... I really miss her voice. Tangannya dengan refleks mengambil ponselnya dan mencari sebuah nomor. Sebelum menekan tombol call, ia sempat ragu sesaat tapi Troy memantapkan hatinya. Gadis harus tahu tentang perasaannya yang sebenarnya.

Setelah empat deringan, teleponnya diangkat Gadis dengan suara sengau.

”Halo,” kata suara di seberang. Troy lega mendengar suara itu lagi, tapi tiba-tiba dia merasa khawatir.

”Hello, Dis, are you akay? What’s wrong with your voice?” tanyanya.

”Nggak apa-apa. Aku baik-baik aja. Ada apa, Troy? Soal pekerjaan?” tanya Gadis to-the-point. Padahal dalam hatinya Gadis sangat senang Troy menanyakan kabarnya. Yang Troy tidak tahu adalah Gadis baru saja selesai menangisi nasibnya.

”Nope. I just wanna say something important and I’m begging you not to hang up the phone till I done, okay?”

Gadis terdiam. Tanpa menunggu lebih lama Troy mulai bicara.

”Kamu tau aku sekarang ada di mana? Sekarang aku ada di depan rumah makan Padang yang ada di salah satu rest area tol Cikampek. You remember that place, do you? Tadinya aku cuma ingin keluar dari penthouse untuk menenangkan pikiranku.

”Kamu tau, Dis, jika aku diam di penthouse lama-lama aku bisa gila karena isinya mengingatkanku sama kamu. Our bed room, the living room, the kitchen, wirlpool, everything remain me of you. I just want you to know that... Sebenarnya keberangkatanku ke Singapore adalah salah satu cara untuk melupakanmu. Aku menuruti keinginanmu untuk menganggap semua yang terjadi pada kita waktu itu hanya mimpi. But one thing you must know that what I feel for you... it’s not a dream, it’s very real, Gadis.”

Hening sesaat sebelum Troy melanjutkan.

”Aku janji setelah ini aku tidak akan pernah ganggu kamu lagi. Bye, Gadis Parasayu. I love you.” Setelah itu Troy menutup teleponnya.

Gadis tidak sanggup lagi menahan air matanya. Ia berbisik pelan pada dirinya sendiri: I love you too, Troy... dan air matanya tumpah untuk kedua kalinya malam itu.
Wednesday, April 20, 2011 0 comments

Hidup itu...









Rurouni Kenshin said:

Each one of us has our own lives to live.


It’s a journey, not a separation.


It’s a beginning, not an end.


It’ll be a little lonely,


but that’s the way things are.


Seseorang yang lain pernah berkata:


Kehidupan adalah sepuluh persen yang terjadi pada dirimu


dan sembilan puluh persen sisanya


adalah bagaimana cara kamu menghadapinya.


Then, someone once said:

To those who see with loving eyes, life is beautiful


To those who speak with tender voices, life is peaceful


To those who help with gentle hand, life is full


And to those who care with compassionate hearts,


life is good beyond all measure


Jogja, Kamar Kos
dalam rangka memaknai hidup..
0 comments

Patah Hati

This is the first poem being posted in your blog:


semerbak wangi bunga taman sari

indah langit jingga sore hari

nyanyian damai nyiur pantai kelana

terpaan angin padang sabana

angan rindu awan kelabu

nikmat tatapan bulan purnama

ingatkan hati akan dirimu

namun semua tinggal di angan

untaian kata hanya tertambat di lidah

risau hati rindu adinda pujaan

ramai kota bahkan tak mampu

alihkan gelisah dari benakku

hanya berlutut tersimpuh berdoa

mohonku Tuhan jagalah dia

amin.



You named it 'galau'. And then couple days after that, you posted this one:


some kind of angel you must be, a grace

I never thought I’d say this, but

never, dear, I’ve met a person quite like you

too carefree, maybe too nice for your own good, but no matter

An artist, God sure is

now ‘perfect’ is an underrating word, because of you

I thank Him for our meeting is true

Not a single moment of us being us I forget

unique, grand, beautiful, this experience is

regret crossed my mind, as you left me behind,

regret of not trusting this heart to you.

Am I supposed to just forget it all? tell me

how am i supposed to do this, alone? I can’t, you see

Maybe you can teach me how to erase you

all of it, though short, unforgettable memories, I’m sorry


Do you know how I felt after I've finised read those poems?
Suddenly I know that you'll never become mine. Ever.


Jogja, Kamar Kos
'aku patah hati'
Tuesday, April 19, 2011 0 comments

Hocus Pocus (Part 3 - 4)

Troy benar-benar tak habis pikir mengapa bisa ada wanita yang menolak pesonanya. Gadis Parasayu. She’s completely different, I’ve never met a girl like her before. Damn, why can’t I make her disappear from my head?! Tetapi tiba-tiba terlintas di kepalanya sebuah ide.

Keesokan harinya Troy pergi menemui Pak Irawan di ruangannya.

”Ada apa, Troy?” tanya Pak Irawan. Perhatiannya masih belum tercurah pada Troy, tangan sibuk membolak-balik dokumen yang harus ditandatanganinya.

”Ehm... it’s about your offer last week, Sir. Saya pikir saya akan terima tawaran itu.”

Seketika itu juga Pak Irawan menghentikan aktivitasnya. Matanya menatap penuh selidik ke arah Troy.

”Kamu yakin, Troy? Kamu mengambil keputusan ini bukan karena percakapan kita tiga hari yang lalu, kan?”

”Definitely yes,” kata Troy dalam hatinya, tapi tidak mungkin ia bilang begitu pada bosnya. Ia hanya menjawab, ”Tentu saja bukan, Pak. Saya rasa tawaran dari Bapak terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja. I will feel so stupid if I don’t take it,” katanya setengah berbohong. Memang benar bahwa tawaran itu menarik baginya. Seminggu yang lalu Pak Irawan menawarkan sebuah posisi menjanjikan untuknya di Biocell Pharmacy Singapore, perusahaan yang menjadi cikal bakal berdirinya Biocell Pharmacy Indonesia.

”Apa masalah kamu dan Gadis sudah selesai?” tanya bosnya itu ingin tahu.

”Sudah, Pak. Itu semua hanya kesalahpahaman.”

Pak Irawan mengangguk sebelum melanjutkan, ”Baiklah kalau itu sudah menjadi keputusanmu. Saya akan atur semuanya dan jika semua sudah beres, kamu bisa berangkat ke Singapur tiga minggu lagi,” Pak Irawan lalu menjabat tangannya erat. ”Saya senang pernah memiliki karyawan secerdas kamu, Troy.

”Thank you very much, Sir,” katanya sambil tersenyum lebar lalu mohon diri meninggalkan ruangan.

Tak sampai dua hari berita mengenai kepindahannya ke Singapur sudah menjadi bahan gosip anak-anak sekantor, terutama wanitanya. Troy sudah tidak terlalu peduli apakah Gadis akan menganggapnya melarikan diri dari masalah atau apa. Ia hanya berpikir bahwa jarak dan waktu akan membantunya melupakan Gadis.




Hampir seminggu sudah, Troy tidak pernah mengusik ketenangan hidup Gadis lagi. Tak bisa bohong pada dirinya sendiri, Gadis merasa ada yang hilang setelah Troy menjauh darinya. Ya Tuhan, jangan bilang aku...

Sekarang ia malah merasa kesepian dan kangen pada suara Troy dan aksen British-American-nya. Brengsek! Kenapa malah mikirin si Troy? Tidak, ini tidak boleh dibiarkan. Aku harus bisa melupakan dia, toh sebentar lagi dia akan pergi ke Singapur dan aku tidak akan pernah melihatnya lagi, geram Gadis dalam hati. Ia hanya harus menyibukkan diri dengan pekerjaan dan ia akan segera melupakan bahwa Troy Mardian pernah ada.
Monday, April 18, 2011 0 comments

Hocus Pocus (part 2)


Hari-hari berjalan seperti biasa di kantor Gadis dan Troy, yang berbeda adalah bagaimana dua anak manusia itu terlihat main kucing-kucingan. Hampir setiap hari Troy mencari Gadis, tapi hampir setiap hari pula Gadis menghindari Troy. Gadis berusaha menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan agar ia tidak punya kesempatan untuk bertemu Troy dan agar pikirannya lepas dari ilusi itu. Ponselnya juga berdering hampir setiap saat. Siapa lagi kalau bukan Mr. Troy Mardian.

Tetapi sepintar-pintar orang menyembunyikan sesuatu, akhirnya akan tercium juga baunya. Siang itu Gadis dan Troy dipanggil menghadap Pak Irawan.

”Oke, Gadis, Troy, saya langsung saja pada pokok permasalahan. Ada apa sih sebenarnya di antara kalian berdua?” tanya Pak Irawan dengan pandangan bingung ke arah mereka berdua. Gadis terkesiap pelan sementara Troy menolehkan kepalanya ke arah Gadis. Setelah mereka berdua berhasil menguasai sikap, Gadis angkat bicara.

”Maksud Pak Irawan?” katanya dengan wajah se-innocence mungkin.

”Saya tahu ada yang tidak beres dengan kalian berdua sejak pesta kantor seminggu yang lalu dan bukan hanya saya yang merasa begitu, semua orang kantor juga. Kalian tahu kenapa saya sampai turun tangan begini?”

Gadis dan Troy menggeleng.

”Karena saya perhatikan, kinerja kalian menurun. Tolonglah, kalau kalian berdua punya masalah pribadi, selesaikan sampai tuntas. Jangan melibatkan urusan kantor. Saya ingin melihat kalian seperti dulu waktu menyelesaikan kasus Dhemotycil, kompak,” katanya sambil menatap wajah Troy dan Gadis. ”Kalian paham?”

”Yes, Sir.” Kali ini Troy yang menjawab.

Sekeluarnya dari ruangan Pak Irawan, Troy mencegat Gadis, setengah memohon untuk bicara.

”Please, Dis, we have to make this clear,” kata Troy.

”Bagiku semuanya sudah jelas. Anggap itu tidak pernah terjadi. The end,” jawab Gadis sekenanya. ”Lagian, kamu tahu kan, aku bukan salah satu groupies-mu, dan jangan pernah menganggap aku seperti itu. Pembicaraan selesai. Sekarang boleh aku kembali ke pekerjaanku, Mr. Troy Mardian?” tanyanya tajam.

Mau tak mau Troy tersinggung oleh perkataan Gadis yang tajam itu.

”Okay, if that’s what you want. But I guarantee that you will regret your ridiculous decision.”

”Aku tidak akan menyesalinya,” lanjut Gadis seraya berbalik dan berjalan ke arah ruang kerjanya.

Troy hanya bisa menatap kepergiannya dengan kesal.
Sunday, April 17, 2011 0 comments

It's (not simply) Complicated


This song really represent the situation we're sitting on...


"98 Degrees - Why"

We do almost everything that lovers do
And that’s why it’s hard, just to be friends with you
Every time your heart is broken by the fool
I want you to know that it hurts me too
It’s hard to wipe your tears away (tears away)
Knowing that you should be with me
Now tell me why


Why – why are we still friends
When everything says
We should be more than we are
And tell me why every time I find
Someone that I like
We always end up just being friends (Just Being Friends)


I would hate for you to find somebody new
Who you really love, cause it would mean losing you
But am I a fool girl not to say
If I’m always scared I’ll lose you anyway
Somehow somewhere I’ve got to choose (got to choose)
No matter if it’s win or lose
Now tell me why


Why – why are we still friends
When everything says
We should be more than we are
And tell me why every time I find
Someone that I like
We always end up just being friends (Just Being Friends)


I don’t wanna be like your brother
I don’t wanna be your best friend
I only wanna be your lover
When will this end
If I told you that I wanna be in your life
Then you could be the woman in mine


Why – why are we still friends
When everything says
We should be more than we are
And tell me why every time I find
Someone that I like
We always end up just being friends (Just Being Friends)


Why – why are we still friends
When everything says
We should be more than we are
And tell me why every time I find
Someone that I like
We always end up just being friends (Just Being Friends)


Jogja, in a 'galau' mode
Saturday, April 16, 2011 0 comments

Hocus Pocus (part 1)


“Mana mungkin?” (Gadis)
“How could this happen?” (Troy)
Perasaan kecewa memenuhi relung hati mereka. Tak satu pun rela jika semua itu hanya ilusi. Semua terlalu indah untuk hanya menjadi sekedar mimpi. Seakan menyadari sesuatu, mereka mengangkat tangan kanan mereka, berharap setidaknya ada sepotong bukti yang tersisa, yang dapat meyakinkan mereka bahwa yang terjadi bukan hanya mimpi aneh, dan...
Di sana, di jari manis mereka, di antara ke sepuluh jemari mereka yang gemetar, TAK ADA sepotong pun cincin kawin yang melingkari jari manis mereka!!
Jadi semua itu sama sekali tidak pernah terjadi? Pertunangan? Pernikahan? Bulan madu? Perjanjian let’s call the whole thing off? Baby Disdis? Troy Junior? Semua hanya MIMPI BELAKA?!
“Seseorang harus membayar lelucon tolol ini!!” (Gadis)
“Somebody must pay for this stupid joke!!” (Troy)
“ARGHHH!!!!!!!!!”


Gadis dan Troy masih tak habis pikir bagaimana hal seperti ini bisa menimpa mereka berdua. Semua itu terasa benar-benar nyata. Mereka masih berada di pesta kantor dan masih sama-sama menunggu kedatangan fortune teller yang menjadi sumber dari masalah mereka, tetapi hingga pesta usai, wanita yang berpenampilan seperti gipsi itu tidak juga menunjukkan batang hidungnya. Mata Troy melintasi ruangan dan berhenti pada sosok Gadis yang tampak setengah melamun menatap lantai. Ia membatin, kalau semua ini hanya mimpi, why does my feeling remain the same?

Tiba-tiba Gadis mengangkat kepalanya yang terkulai dan matanya bersitatap dengan Troy. Ia memperhatikan Troy berjalan ke arahnya, dan entah mengapa jantungnya seketika berdebar kencang.

”Hi,” sapa Troy pelan. Kalau saja mimpi aneh itu tidak terjadi, maka sekarang ia akan menganggap Troy sudah gila karena menyapanya dengan sopan.

”Hai,” balas Gadis. Lalu hening sesaat sebelum Troy melanjutkan.

”This is very awkward.”

”Ya, aku juga merasa begitu,” kata Gadis. Troy tidak melanjutkan lagi. Ia memandang ke sekeliling ruangan. Hanya tinggal sedikit orang yang tinggal di ruangan itu, beberapa teman mereka dan para petugas yang membersihkan sisa-sisa pesta.

”It’s late, Dis, mau kuantar pulang?” tanya Troy sambil beranjak duduk di kursi di samping Gadis. Gadis menatapnya aneh.

”Bangun, Troy, kita sudah ada di dunia nyata sekarang.” Gadis mengingatkan.

”Dis, please, don’t make this worse,” kata Troy pelan, setengah memelas.

”Apa?” kata Gadis dengan nada naik setengah oktaf. Ternyata orang ini belum berubah, tetap menyebalkan, pikirnya. ”Siapa yang membuat ini tambah parah? Kamu harus sadar, Troy, semua itu mimpi belaka, tidak pernah terjadi. Jangan bersikap seakan-akan kita benar-benar suami-istri,” katanya pelan tapi penuh penekanan pada kalimat terakhir.

Troy menghela napas pelan sebelum berkata, ”Tetapi perasaanku sama seperti dalam mimpi itu and I know that you feel the same way too.” Matanya seperti mencari kejujuran di wajah Gadis.

Gadis bangkit dan meletakkan gelas minumannya yang sudah kosong di meja terdekat, lalu berkata, ”Aku tidak ingin terus hidup dibayang-bayangi mimpi. Anggap saja semua itu tidak pernah terjadi. Toh sebelumnya kita juga tidak pernah akur.”

Ia lalu berjalan ke luar ruangan diikuti pandangan mata Troy yang kaget setelah mendengar perkataannya.

Dalam perjalanan pulang, di mobil, Gadis kembali memikirkan perkataan Troy tadi. Kalau boleh jujur, ia juga merasakan hal sama seperti Troy, tapi ia bingung, kenapa tadi ia begitu sinis? Gadis berpikir, mereka tidak mungkin cocok, bahkan dalam mimpi sekalipun mereka tetap saja bertengkar. Karena itu Gadis tidak ingin berharap lebih. Ia pun berjanji pada dirinya sendiri: ”Nggak!! Nggak boleh!! Aku nggak boleh dekati dia lagi! Harus jauh-jauh!! Aku harus kuat!! Pokoknya harus KUAT!!!”

Lain halnya dengan Troy, ia benar-benar tidak bisa melupakan semua yang terjadi dalam mimpi itu. Pertunangan, pernikahan, bulan madu, Troy Junior, semuanya. Troy benar-benar dibuat bingung oleh sikap Gadis yang menarik diri dan sangat sinis padanya. ”Huupphhh... what am I supposed to do?”
Friday, April 15, 2011 0 comments

Welcome To My World

Haha! Akhirnya kejadian juga nih bikin blog. Yaaa lumayan lah buat 'gudang sampah'  (atau lebih tepatnya sampah2) dari perjalanan hidup gue. Lebih hemat, ga perlu beli diary, hehehe..

Well, that's all for the introduction. Semangat menulis! :D 

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

 
;