Monday, October 17, 2011

Chapter 1


Andra menjemputku pukul 6 lewat 10, lalu kami segera meluncur menuju sebuah hotel di Jalan Asia Afrika. Pembukaan reuni akan diadakan di ballroom hotel tersebut pada pukul 7. Ternyata sudah cukup banyak teman-teman yang datang, maka kami pun berkeliling menyapa mereka. Banyak yang kusadari melemparkan tatapan bertanya melihat aku datang dengan Andra, tapi tampaknya tidak ada yang berani bertanya sampai Irfan datang.

“Wah, kalian dateng bareng? Balikan lagi ya?” tanya Irfan dengan senyum jahilnya.

“Ah bisa aja lo. Hahaha… Tempat tinggal gue sama Nina kan nggak jauh, jadi sekalian aja, “ jelas Andra.

“Masa sih, Ndra? Sekalian apa sekalian?” ledek seorang teman, kemudian diiringi tawa teman-teman yang lain.

Tuh kaaan...

“Hahaha, emang kenapa sih? Nggak apa-apa kan dianter-jemput temen cowok? Kalian nih ngebesar-besarin deh,” ujarku menutupi rasa tak enak.

“Lebih dari temen juga nggak apa-apa kok. Ya nggak, Fan?” tanya Flemy sambil menyenggol Irfan. Hanya dijawab tawa olehnya.

Aku melempar tatapan memelas ke Andra. I told you, Ra! Dia hanya tersenyum tipis.

Tak lama ruangan semakin penuh dengan tamu undangan dan kulihat MC naik ke atas panggung.

“Selamat malam, para undangan yang terhormat. Apa kabar, teman-teman semua?” yang dijawab dengan kompak oleh para hadirin. “Baiklah, kita segera mulai saja acaranya. Pertama-tama penyambutan dari Ketua Panitia. Beri applause untuk Maliq!”

Maliq maju untuk memberikan sepatah dua patah kata diiringi tepukan bersemangat dari temen-teman yang lain. Beberapa menit kemudian pidato singkatnya selesai dan microphone kembali diserahkan kepada MC. Sang MC pun memanggil perwakilan guru untuk memberikan sambutan. Dua sambutan singkat tadi sempat membuatku terharu. Reuni malam ini, acara melepas rindu dengan teman-teman dan guru-guru semasa sekolah dulu, benar-benar membuat special impression di hatiku. Setelahnya para tamu dipersilahkan untuk menyantap hidangan yang sudah disediakan.

Secara keseluruhan acara reuni malam itu berjalan lancar. Meriah dan penuh dengan canda tawa, mengingatkanku pada masa-masa konyol dan ceria di SMP. Tetapi ada satu hal yang cukup merisaukanku. Entah mengapa aku merasa sepanjang acara itu sepertinya Andra bersikap lain dari biasanya, jadi lebih menunjukkan perhatian khususnya padaku. Seperti mengambilkan minuman, menawarkan makanan, dan melibatkanku di hampir setiap percakapan jika aku sedang berada di dekatnya. Aku jadi merasa agak risih karena aku sadar teman-teman yang lain tersenyum-senyum melihat kedekatan kami. Ah, semoga itu hanya perasaanku saja karena aku tidak ingin kami dan orang lain salah paham mengartikan hubungan kami.

0 comments:

Post a Comment

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

 
;