Sebagai seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, gue berkewajiban untuk mengabdi pada Nusa dan Bangsa dengan mengaplikasikan ilmu yang udah diajarin di kampus ke masyarakat desa, pada tahun ke 3 kami. Sebenernya kalo ga wajib mah males banget! *dikemplang LPPM* Program pengabdian ini disebut Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM). Nah, setelah selesai ujian semester 6, berangkatlah gue dan temen-temen gue ke Desa Ngadas dan Gubugklakah, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur. Kenapa Malang? Kebudayaan, keindahan alam, dan cuaca lah alesan gue dan 29 orang temen gue yang lain untuk KKN di sana. Kami harus menetap dan menjalankan program di kedua desa tersebut selama 2 bulan penuh (5 Juli - 30 Agustus 2010). Karena ada 2 desa, maka terbagi jadi 2 kelompok; 13 orang di Ngadas dengan fokus Kebudayaan dan 17 orang di Gubugklakah dengan fokus pariwisata dan pertanian. 2 bulan bukan waktu yang singkat, karena itu gue dan temen-temen jadi deket banget udah kayak keluarga sendiri. Setelah masa-masa itu pun kami masih sering ngumpul melepas kangen *jiailaaaah*
These writings below are made by Fufi and Giwang about our two months together in those two villages. I took them from notes on their Facebook. Enjoy!
Notes Pengganti Sesi Pengakuan Dosa by Farrah Satiti Azmi
Sebagai seorang bungsu, yang orangtua dan saudara-saudaranya bekerja di luar kota, saya terbiasa ngapa-ngapain seorang diri. Tidur sendiri, makan sendiri, jalan-jalan sendiri. Maka, ketika dipaksa hidup bertujuh belas dengan enam belas orang berbagai jenis dan berbagai latar belakang seperti sayuran di pasar, saya cukup terkaget-kaget.
Saya yang biasanya tidur ngelekar di kasur sekarang harus rela didesak badannya Pudut dan ditimpa kakinya Ticex yang merajalela. Saya yang biasanya tidur cuman ditemani suara jangkrik sekarang harus sabar karena direcokin suara ngoroknya Ocha, suara alarm nya Jikrinah, dan suara getar HP nya Echi yang nggak diangkat-angkat. Saya yang biasa lempar barang kemana-mana, sekarang harus menyadari bahwa barang-barang yang bergeletakan di segala sudut sangat rawan untuk membuat masalah dan huru-hara.
Nggak butuh waktu lama untuk bisa beradaptasi dan menikmati semua keramaian itu. Ke-horeg-an, ke-hebring-an, dan ke-aneh-an terus terjadi sepanjang perjalanan dua bulan yang terasa seperti naik kereta ekspres, dan perlahan saya rasa tujuh belas orang ini pelan-pelan meningkat statusnya, dari sekedar rekan se sub unit menjadi partner, sahabat, dan keluarga. Pada dasarnya angka tujuh belas sendiri adalah angka yang luar biasa. Bukankah Al-Qur’an diturunkan tanggal 17 Ramadhan, dan jumlah rakaat salat setiap harinya juga 17? Bukankah Indonesia merdeka di tanggal 17, dan saya pun berulang tahun di tanggal yang sama? Sejak dulu saya tahu 17 selalu jadi angka keberuntungan saya.
Notes ini dibuat sebagai ganti sesi ‘Pengakuan Dosa’ di briefing terakhir, yang waktu itu nggak saya lakukan dengan sungguh-sungguh karena ngantuk. Tadinya saya pingin ngomong lagi di akhir briefing, tapi karena suatu kejadian yang tidak diduga dan tidak dinyana (ehem!) keinginan tersebut pupus lah sudah.
Pada intinya, saya ingin menyampaikan terimakasih atas dua bulan yang penuh warna kepada teman-teman sepondokan di Gubugklakah. Saya merasa bodoh karena sempat menyambut KKN dengan skeptis dan penuh kemalasan, karena pada akhirnya dua bulan terakhir justru membuat saya selalu tersenyum senang. Tidak hanya senilai 6 SKS, dua bulan itu sudah memberi saya banyak pelajaran (termasuk pelajaran menjahit boneka, membuat risoles, dan meramal kartu Tarot), pendewasaan, dan juga satu keluarga besar yang semuanya saya sayang.
Notes ini dibuat untuk Rahmadi, kormanit yang selalu saya anggap salah satu sahabat terbaik saya walaupun agak aneh dan jayus; Rio, si Bayi Ajaib yang walau terkadang misterius namun selalu saya kagumi keseriusannya; Uun, putri bantul dengan bibir yang selalu membuat saya sirik, yang tangguh dan selalu bisa membuat kami guling-guling geli; Sari, yang selalu akan menjadi role model saya untuk menjadi gadis solekhah yang pandai mengurus rumah; Rina, pukat galak yang saya harap predikat ‘sahabat’ yang selalu kami kumandangkan bukan cuman bercandaan belaka; Echi dan Ticex, duo sahabat lama yang membuat saya meyakini statement yang bilang bahwa KKN akan membawa teman-teman yang sesungguhnya semakin dekat satu sama lain; Radit yang awalnya sempat saya sebelin karena tragedi kamera, tapi selalu saya senangi karena begitu hidup, penuh semangat, dan merupakan bintang karaoke masa kini; Doting yang sudah saya kenal sejak SD tapi baru terlihat beberapa sisi lainnya belakangan ini (u look good with ur moustache by the way); Pudut yang memperkenalkan saya pada kelezatan Sozzis, partner menggosip yang selalu saya cari tiap butuh kehangatan; Eva, yang awalnya sempat saya sebelin karena suka foto-foto sendiri, tapi pada akhirnya menjadi salah satu teman yang menyenangkan juga; Ayu, si tweety kembaran Cinta Laura yang selalu membuat saya gemes; Jihad si partner mencuci yang saya rasa selalu jadi teman bicara yang baik dan cukup bijaksana; Priyo yang awalnya saya anggap alay dan krik krik tapi ternyata menjadi salah satu teman yang paling tough, baik, lucu, dan juga ganteng kalau lagi pakai hem hitam; Ocha yang awalnya saya takutin karena tampak rocker dan horror – ternyata memang begitu, walaupun tingkat kehororannya masih sangat tolerable; dan tidak lupa Gatot yang selalu begitu baik dan penuh perhatian sama saya :)
Saya senang sudah mengenal dan bekerjasama dengan kalian semua; guling-guling bersama, mendaki jurang bersama, main UNO bersama; ngerasani orang bersama; tertawa dan juga misuh-misuh bersama. Saya senang karena bisa menunjuk kalian dan berkata bahwa kalian adalah teman saya.
Selamat hari raya Idul Fitri buat empat belas teman seperjuangan saya di Gubugklakah, dan untuk kalian semua, saya sampaikan maaf yang sedalam-dalamnya atas semua kesalahan, keanehan, kelebayan, dan juga ketidak-sempurnaan saya yang lain, baik selama KKN maupun sebelum dan seudahnya. Saya sayang kalian semua, dan semoga satu, sepuluh, maupun lima puluh tahun dari sekarang, kita masih bisa saling menyapa, memeluk, dan tersenyum senang ketika bertemu satu sama lain.
Cheers.
Catatan Ringan Libur Lebaran: dari Ngadaser buat Ngadasers by Hubertus Giwangkara
Sekarang tanggal 11 September 2010 pukul 00.52 ketika aku mulai ngetik notes ini. Kipas angin menyala di samping kiriku, sementara aku berbalut kolor dan kaos tipis, suatu hal yang tidak bakal aku lakukan di Ngadas. Gak terasa sudah seminggu lebih kita meninggalkan Ngadas. Masih sering terlintas di pikiranku kenangan-kenangan selama dua bulan masa KKN, baik yang indah maupun buruk. Aku cuma bisa senyum-senyum sendiri kalau mengingat berbagai kekonyolan yang sering terjadi. Aku selalu dengan bangga menceritakan bagaimana serunya KKN kita di hadapan setiap orang yang bertanya mengenainya, bahkan sering aku tambahi bumbu hiperbola di sana-sini. Semoga kalian juga bisa membusungkan dada dan berkata dengan lantang, "Aku KKN di Ngadas!", bila ditanya mengenai tempat pengabdian kalian selama dua bulan itu.
Aku belum pernah benar-benar meninggalkan rumah selama lebih dari satu minggu sebelumnya. Jadi, aku selalu membayangkan akan seperti apa rasanya KKN dua bulan di tempat terpencil dengan banyak teman baru. Sebelum KKN aku baru benar-benar kenal Edwin dan Syamsu, itupun biasa-biasa saja. Ternyata yang aku hadapi di Ngadas adalah orang orang ajaib dengan berbagai karakteristik, kekurangan dan kelebihan. Manusia memang makhluk yang menarik. Aku bertemu dengan sosok Edwin yang sesungguhnya (jebul ra se-alim dugaanku) , Samsu yang seperti gambaranku (iso disio-sio), Olav yang memiliki pemikiran-pemikiran ajaib (pendiri Olavisme), Ririn yang hobi bilang 'CIH' (dengan tingkat keseringan yang cukup ekstrim), Kris yang kalo tidur paling dahsyat (hehe sori bro), Pak RT yang gemar melalang buana dan ngegame (dari Surabaya ke farm frenzy), Tata yang suka memperbudak "Pangalela" (apakah istilah memperbudak cukup relevan?), Rizka yang dikit-dikit pengin sesuatu (aku pengin rujak sama kuda mas), Angga yang gemar mendudukiku (ojo diconto yo...), Ridho sang anak gaul BB (satu-satunya yang pegang BB di unit 155 bro! hehe), Randi yang hampir selalu bangun siang sendiri (berdasarkan pengamatanku lho Ran), dan Candy dengan 'HIKS'-nya (entah apa makna dan maksudnya hehe).
Karena kebetulan momen ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, aku sekalian ingin mengucapkan selamat merayakan kepada teman-teman yang merayakannya. Selain itu, tentu saja aku juga ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila selama ini aku banyak melakukan kesalahan, baik disengaja maupun tidak. Semoga tali persaudaraan kita (termasuk dengan cah Gugugklakah lho...:D) tidak hanya berumur dua bulan masa KKN, namun sepanjang usia kita. Semoga kelak ketika kita beranak cucu kita dapat bercerita pada mereka,"Nak bapak punya teman yang hobinya ternak virtual" , "Cu, punggung kakek sering encok gara-gara dulu diduduki teman KKN." atau bisa juga menasihati mereka, "Nak, jangan keseringan jajan di warung depan rumah, apalagi beli Kuda Mas gak jelas" "Duluuuu, BB itu barang langka sekarang kamu punya BB dijaga jangan dibanting-banting seenak udel." "Jangan cengeng! Dikit-dikit hiks-hiks, kamu itu nangis apa cegukan?!"
Demikianlah sedikit catatan dari saya. Mungkin gak penting, mungkin gak mutu, ya mohon dipersori.
Kalau ada sumur diladang, boleh kita menumpang mandi.
Kalo ada perawan telanjang, boleh kita ngintipin doi
What a great experience we've got from that two months, guys! I will never ever forget that :') *nyedot ingus*
Is the number 444 Bad Luck
2 years ago
0 comments:
Post a Comment