“Emang nggak apa-apa kalo kita dateng
bareng? Nggak enak ah diliat yang lain.” Aku ragu dengan ajakan Andra.
“Ah biarin aja, toh kita nggak
ngapa-ngapain. Orang cuma dateng bareng, emang mereka mau mikir apa coba?”
“Bukan gitu maksudku,” sahutku dengan wajah
setengah masam, tapi
akhirnya mengalah. “Okay then, besok jemput jam 6 ya. Jangan telat lho.”
“Nah, gitu dong!” Andra memamerkan senyum
termanisnya. “Kamu dandan yang cantik ya, sayang.”
“Eh, besok di sana kamu jangan panggil
aku ‘sayang’ gitu ya, nanti...” Kata-kataku dipotong olehnya.
“Iya laaah, aku ngerti kok. Tenang aja,
sayang.”
Besok adalah hari di mana reuni akbar
SMPku akan dilangsungkan. Sebenarnya aku tidak berencana untuk datang, tapi
karena kebetulan aku sedang ada di Bandung, meliburkan diri dari kesibukan
pekerjaanku di Lampung, ya apa salahnya datang bertemu teman-teman lama.
Ada yang perlu kuluruskan di sini. Andra adalah temanku semasa SD hingga SMP. Dia bukan pacarku. Lalu mengapa dia
memanggilku ‘sayang’? Itu hanya gaya bercandanya padaku. Kami
memang pernah pacaran sewaktu SD hingga SMP, biasa lah cinta monyet. Sempat
loose contact, kemudian dekat lagi beberapa tahun belakangan ini. Sudah setahun ini Andra begitu manis padaku, ya itu tadi contohnya,
memanggilku dengan sebutan ‘sayang’ dan kembali ber’aku-kamu’. Awalnya agak
risih sih, tapi entah kenapa lama-lama terbiasa. Kupikir, ya sudahlah biarkan saja. Toh hubungan di antara kami tidak lebih dari teman biasa.
* * *
5 comments:
cinta itu datangnya karena kebiasaan :D
haha, yes it is!
#eaaa
ini label'y kok fiksi ya, ini crita nyata pula kn ?
oh bukan, ini emang fiksi kok..
dan belum selesai :)
nantikan kelanjutan ceritanya ya, hehe..
hmmm . . .
pdahal klo ini cerita nyata boleh jugak loh :D
hehehe . . .
Post a Comment